Tahun Depan Mau Apa?

Eunike K
3 min readDec 24, 2017

--

Sudah menjadi kebiasaan manusia di muka bumi ini untuk melakukan kilas balik di akhir tahun akan apa saja yang sudah terjadi dalam hidupnya selama setahun terakhir. Hal tersebut biasanya dibarengi dengan menentukan rencana-rencana yang ingin dicapai di tahun mendatang. Ada yang ingin lebih sukses, lebih kaya, lebih kurus, lebih cantik, gaji naik, dapat pacar, menikah, punya anak, punya mobil, jalan-jalan ke luar negeri….segala sesuatu mulai dari hal-hal yang besar hingga yang paling sederhana.

Untuk gue sendiri tahun ini adalah tahun yang bisa dibilang tahun belajar. Ya, setiap hari dan setiap tahun memang pasti belajar, tapi ini beneran belajar. Tahun ini gue berada di fase selanjutnya sebagai manusia yang hidup pada usia kepala 3. Ah, ternyata biasa saja. Paling yang menyebalkan hanya mau nggak mau suka dianggap sok asyik kalau mau nimbrung tahu hal-hal yang menjadi obrolan pada kids zaman now. Usia 31 dan usia berapapun itu memang hal yang spesial, ya jelas saja, wong kamu masih diberikan kesempatan untuk hidup di dunia entah siapa yang memberikan kesempatan itu, disyukuri saja lah.

Lantas mengapa tahun 2017 adalah tahun belajar?

2017 adalah tahun banting setir untuk gue. Yang paling kelihatan ya dari sisi kerjaan. Sejak memulai bekerja di tahun 2008, gue nggak pernah jauh-jauh dari urusan Marketing dan Media Sosial. Namun 2017 ini adalah tahun belajar yang membingungkan tapi sekaligus menyenangkan sebagai seseorang yang berada di belakang layar, mengembangkan suatu hal, bersinggungan dengan hal teknis. Tahun ini juga menjadi tahun pertama gue bekerja dalam sebuah tim besar di mana hanya gue the one and only cewek. Bangga? Ah, biasa saja. Less drama? Nggak bisa dibilang begitu juga, namanya kerja akan selalu ada drama, levelnya juga macam-macam.

Tahun 2017 adalah tahun belajar untuk lebih sabar.

Tahun untuk belajar melihat segala sesuatu dari perspektif yang berbeda dan tidak mengutamakan pemikiran sendiri saja.
Tahun untuk belajar mengerti dan berempati kepada orang lain.
Tahun untuk belajar bahwa akan ada selalu orang yang lebih pintar dari gue tapi kadang di balik kepintaran itu, begonya juga ada.
Tahun untuk belajar bahwa ngebodoh-bodohin orang butuh skill.
Tahun untuk belajar berkomitmen terhadap apa yang dipegang teguh selama bertahun-tahun.
Tahun untuk belajar bahwa tidak semua yang kelihatan di luar itu memang adanya seburuk atau sebagus itu, kadang malah kebalikannya.
Tahun untuk lebih sering menengadahkan kepala, bukan untuk terlihat congkak, tapi untuk menahan air mata yang tidak bisa dibendung, yang kapan saja bisa jatuh.
Tahun untuk keras terhadap diri sendiri, ‘mencambuk’ diri sendiri dengan berbagai target yang tinggi.
Tahun untuk belajar bahwa memaksakan kehendak terhadap orang lain hanya akan berakhir sia-sia.
Tahun untuk belajar bahwa setiap orang punya cerita gelap yang tidak pernah kita ketahui.
Tahun untuk banyak berbohong demi kebaikan segelintir orang.
Tahun untuk mengubur dalam-dalam apa yang dianggap tidak berfaedah.
Tahun untuk belajar bahwa tidak melakukan apa-apa ternyata menyenangkan.

Apakah 2017 adalah tahun yang buruk?

Tidak sama sekali. Seperti yang gue bilang. Semua biasa saja.

Lalu tahun depan mau apa?

Tidak muluk-muluk sebenarnya.
Gue takut mati. Gue rasa semua orang seperti itu.
Mati bisa kapan saja.
Tapi bagaimana jika mati dan belum melakukan hal yang meaningful buat orang lain yang kurang beruntung dari gue?

Tahun depan maunya menjadi tahun memberi setelah tahun ini dihadapkan pada banyak hal untuk belajar. Tahun depan bukan menjadi tahun yang egois di mana pusatnya hanya gue, gue, dan gue saja. Memberi melibatkan orang lain. Dan di tahun depan gue berharap bisa lebih banyak memberi kepada orang lain, khususnya mereka yang hidupnya tidak seberuntung gue. Dengan begini gue berharap gue bisa lebih menghargai hidup dan nggak perlu takut untuk mati kapan saja. Dunia sudah terlalu egois, butuh orang-orang sederhana dan biasa saja untuk memberi dan meneruskan hal-hal baik.

Kalau lo, tahun depan mau apa?

--

--

Eunike K
Eunike K

Written by Eunike K

A lifelong learner by nature | Twitter: euniceapril/Instagram: @tarinaminusta

Responses (1)