I can talk all day about how i love the East Side of Bali. I’m a huge fan!
2018 adalah pertama kalinya saja menginjakkan kaki di kabupaten yang terletak di Bali Timur ini. Saya menginap di sebuah resort di tepi pantai di Candidasa yang jujur waktu itu saya sendiri sempat ragu, kenapa saya bisa sampai sejauh itu ya ke sana. Awal ke Karangasem, saya bahkan nggak tahu yang namanya jalan By Pass IB Mantra, pokoknya rasanya jauh sekali untuk saya yang waktu itu hanya tahu destinasi wisata di Bali Selatan. Kayaknya kok sudah 2 jam perjalanan nggak sampai-sampai (padahal sekarang ke Karangasem hampir tiap weekend dan sudah berasa sangat dekat). Karangasem yang saya kenal adalah tempat yang tenang dan sunyi. Tidak banyak keriuhan layaknya Kuta dan Seminyak. Saya mengatakan bahwa Bali yang sebenarnya ada di sana. Dan saya rasa saat itulah saya jatuh cinta dengan Karangasem.
2 tahun berselang, di tahun 2020 sejak saya akhirnya stay di Bali, Karangasem ternyata bukan hanya Candidasa. Bukan hanya pantai melulu seperti yang dipikirkan orang tentang Bali. Sampai hari ini, Karangasem membukakan mata saya dengan kehadiran Rendang, Sidemen, Manggis, Abang, Amlapura, Bebandem, Selat. Gunung Agung yang terlihat hampir di setiap penjuru Karangasem, berdiri kokoh dan memukau. Rasa-rasanya ada kebahagian yang membuncah setiap kali cuaca cerah dan bisa melihat puncaknya yang begitu magis.
Bukan hanya soal pantai, bukan hanya soal Gunung Agung, Karangasem bahkan menyimpan segudang keindahan bawah air yang membuat saya, yang di 2021 akhirnya pertama kali mencoba scuba diving, menjadi kecanduan dan segala ketakutan akan dunia bawah air hilang seketika. Mungkin karena segitu indahnya ya, sampai semuanya lupa.
Tak hanya itu, Karangasem memiliki alam yang sangat jauh berbeda dari wilayah lainnya di Bali. Ya, sebetulnya kalau kalian jalan-jalan ke luar wilayah yang itu-itu saja, Bali itu dari Barat, Timur, Utara, Selatan benar-benar memiliki seluruh keindahan Indonesia dari bawah air sampai ujung tingginya gunung, jadi tidak heran jika memang Bali selalu dirindukan dan menjadi favorit banyak wisatawan dalam dan luar negeri.
Jika memang, teman-teman punya kesempatan dan disertai fisik yang kuat, pastikan tidak lupa mengunjungi puncak Gunung Agung. Kalian bisa memulai pendakian yang lebih ringan dari Pura Pasar Agung di Desa Sebudi, Selat dan tiba di Puncak Dua. Ada pilihan lain memang melalui Pura Besakih yang bisa mencapai Puncak Sejati. Tapi saya rasa, di manapun itu, yang penting adalah pengalamannya dan apa yang kita bisa dapatkan dari sebuah pendakian.
Jika kalian berencana eksplor Karangasem tapi malas menginap dan hanya cuma waktu sehari, saya sarankan berangkat dari sekitar jam 4 pagi dari Bali Selatan. Ya, kalau mau mengejar sunrise memang disarankan menginap sih supaya tidak terlalu jauh jarak tempuhnya. Butuh beberapa kali memang untuk bisa mengarungi Karangasem yang didominasi wisata alam ini.
Oh ya, cicipi juga salah satu kuliner khas dari Karangasem yaitu Blayag. Bentuknya mirip dengan ketupat sayur dengan bumbu khas Bali. Kalau yang pernah kunjungi itu ya Blayak Dek Ani di pusat kota Karangasem di Amlapura. Murah meriah dan pastinya mantap rasanya.
Tidak lupa coba juga makan Nasi Campur dengan metode Megibung (makan bersama dalam satu tempat) di sebuah restoran bernama Bali Asli, kawasan Gelumpang (Bukit Cinta). Pricey memang karena kayaknya sih targetnya memang wisatawan mancanegara yang senang eksplor masakan tradisional. Bahkan, di kondisi non-pandemic, restoran ini juga menyediakan kelas memasak untuk berbagai menu yang mereka miliki.
So, next time kamu punya rencana lagi untuk berlibur ke Bali, jadikan Karangasem sebagai destinasi yang wajib kamu kunjungi walaupun harus menyiapkan waktu sekitar 2–3 hari. Dijamin nggak akan nyesel.
*semua foto milik pribadi diambil menggunakan Drone DJI Mavic Pro, iPhone 12, SONY A7 MK I with lens Tamron 28–75 f2.8, GoPro Hero 8.
